Jelang pendirian gedung sekolah menengah pertama negeri (SMPN) 12 Cilegon di Gedung SDN Kubangkutu 2 yang berada di wilayah Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon, warga lingkungan Daliran, Kelurahan Kebondalem, menolak penghapusan SDN Kubangkutu 2.
Hal itu disampaikan warga masyarakat yang disampaikan tokoh masyarakat, RT hingga para walimurid yang juga alumni sekolah SDN tersebut, lantaran tak ingin sekolah nya dihapuskan dan digabung dengan SDN Kubangkutu 1.
Rufaji selaku tokoh masyarakat, wali murid sekaligus alumni SDN Kubangkutu 2, mengaku mendukung berdirinya SMPN 12 Cilegon, tetapi ia yang mewakili warga masyarakat sekitar juga berharap agar pembangunan nya tidak menghapus keberadaan sekolah yang sudah ada.
"Intinya kami mendukung berdirinya SMPN 12 Cilegon di Kebondalem, karena itu juga untuk kepentingan pendidikan. Tetapi saya harap Pemerintah tidak semena-mena dengan menghapuskan sekolah yang sudah ada dan menggabungkan nya dengan SD lain," Kata Rufaji ditemui di rumahnya, Minggu (23/05).
Diketahui saat ini jumlah SDN Kubangkutu 2 memiliki jumlah murid sebanyak 270 murid, sementara untuk jumlah SDN Kubangkutu 1 berjumlah 207 murid.
" Sekarang begini, sekolah itu sudah tidak memenuhi kapasitas nya. Dalam satu kelas maksimal 38 murid, bagaimana kalau digabung, sedangkan saat ini saja sekolah sudah memberlakukan sistem belajar shift karena banyaknya murid. Belum lagi kalau nanti dihapus juga guru dan siswa yang akan dipencar ini juga menjadi persoalan bagi masyarakat," tambahnya.
Sementara itu Ketua RT05/ RW 02 Lingkungan Daliran, Ahmad Jaeni yang juga menolak adanya penghapusan SDN Kubangkutu 2, bahkan dirinya membantah adanya pernyataan sejumlah oknum warga yang mengaku tokoh dan mewakili warga masyarakat memberikan persetujuan penghapusan SDN Kubangkutu 2. Ia berharap agar pemerintah Kota Cilegon membatalkan rencana tersebut, jika pun harus didirikan agar ditempatkan di lahan baru.
"Jadi saya tegaskan, bahwa tidak pernah ada pernyataan dukungan penghapusan sekolah SDN Kubangkutu 2. Yang ada warga dan sejumlah RT RW merasa dijebak, karena tanda tangan kehadiran yang katanya undangan sosialisasi di masjid Al Falah, lingkungan Bebulak Timur, Kelurahan Kebondalem dimanipulasi karena itu paraf daftar hadir," Katanya.
Ia juga menambahkan bahwa warga masyarakat secara keseluruhan mendukung pendirian SMPN 12 Cilegon, namun pihaknya mendesak agar pendirian di tempatkan di lahan lain.
"Silahkan kami setuju kalau ada pembangunan gedung SMPN 12. Tapi saya mohon supaya di lahan lainnya kan di Sumampir juga banyak lahan hibah," jelasnya.
Sekretaris Komite SDN Kubangkutu 2 Halimah mengaku, pihaknya dan para wali murid juga baru mengetahui saat pihak Dinas Pendidikan Kota Cilegon memberikan informasi mendadak terkait rencana penghapusan SDN Kubangkutu 2 dan digabung dengan SDN Kubangkutu 1 pada Sabtu 22 Mei 2021.
"Kami juga baru tahu kemarin saat pihak Dinas Pendidikan datang ke sekolah," tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar